Yesus dalam agama Nasrani adalah Tuhan yang mereka sembah dan agungkan. Yesus dalam pandangan mereka adalah anak Tuhan yang dikuduskan. Yesus tempat mereka menyembah dan memohon segala sesuatunya.
Itulah sekilas tentang Natal menurut orang-orang Nasrani. Sangat jelas bahwa mereka (orang Nasrani) menyembah Yesus sebagai Tuhan, sementara dalam agama kita “ISLAM” Tuhan yang Haq hanya Allah Subhanahu wata’ala yang tidak ada sesembahan selain Dia. menyembah selain Allah adalah bentuk kesyirikan yang sangat besar dan pelakunya jika meninggal lalu tidak bertobat kepada Allah maka Allah mengancam perbuatn tersebut dengan penghuni neraka yang kekal didalamnya.
Allah berfirman :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa’: 48).
Yesus menurut agama Nasrani adalah anak Allah sementara agama kita “ISLAM” meyakini bahwa Allah adalah Tuhan Yang Esa tidak beranak dan tidak diperanakkan. Maha Suci Allah atas perkataan mereka, Allah menyebutkan perkataan orang Nasrani dalam al qur’an.
Allah berfirman :
"Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata: "Allah mempunyai anak". Maha Suci Allah, Dialah Yang Maha Kaya, kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Kamu tidak mempunyai alasan tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?" (QS. Yunus: 68)
Mereka menyembah selain Allah, mereka menuduh Allah dengan perkataan yang keji bahwa Allah mempunyai anak. Lantas apakah kita masih berniat mengucapkan selamat Natal kepada orang – orang Nasrani dengan dalil TOLERANSI?.
Menghadiri hari raya Natal, mengucapkan Selamat natal dan membantu perayaan mereka. Bukankah itu bentuk PERSETUJUAN kita kepada mereka yang menyembah Tuhan selain Allah?, bukankah itu bentuk PERSETUJUAN kita akan tuduhan keji yang menganggap Allah punya anak? Wal’iyyadzubillah.
Buktikan bahwa kita adalah Islam. Bersikap toleransi yang sifatnya muamalah tapi dalam AQIDAH, ummat Islam adalah ummat yang komitmen terhadap agamanya. Wallahu a'lam.
Written by Sudirman Tahir
0 komentar:
Posting Komentar