Latest Posts:

Siapa yang Salah?

Di siang hari yang cukup terik, sebutlah Pak Agung lagi mengajar siswa unggulan sekolahnya. Kelas yang terbilang sulit melakukan respirasi angin. Hanya beberapa fentilasi membingkai dekorasi tembok dinding. Ditambah jumlah penduduk ruangan melebihi dari standar sebenarnya. Dari tadi ia sudah menerangkan dengan mulut hampir kering dibawa efek rumah kaca. Para murid mengangguk-angguk saja senada hentakan kipas dadakan dari buku tulis. Padahal ini mata pelajaran terfavorit lho! Ya! Tidak sedikit tatapan kosong diantara mereka sudah cukup menjadi bukti kuat kurang mengerti apa yang dijelaskan. Terus siapa yang salah?

Tragedi kedua, salah seorang pengurus Rohis baru saja selesai kajian, amar ma’ruf nahi mungkar. Kebetulan sekali pas di beranda mesjid, dua insan lagi asyiknya bercerita, layaknya pacaran. Kelihatannya pembicaraan yang sangat serius dibumbuhi candaan. Tanpa berfikir kedepan, langsung ia terapkan ilmunya, “Afwan, laki-laki non mahram haram berduaan di tempat kayak gini. Apalagi mesjid, berikhtilat dengan lawan jenis itu dilarang meskipun mengajarkan agama!” to the pointnya. Padahal dua orang ini adik kakak. Siapa yang salah?

Si pintar sama sekali menolak memperlihatkan kertas jawabannya. Padahal Cuma mau mencocokkan jawaban sesungguhnya. Dan yang meminta adalah teman sebangku selama tiga tahun. “Afwan, ini ujian nasional!” mana persahabatan ukhuwah yang selama ini telah dibangun. Anggaplah ini kado terindah kelak menjadi kenangan selama UN. Sama-sama harus merasakan perjuangan.

Bahkan orang yang rajin belajar tiga tahun berakhir dengan penyesalan enam hari. Padahal sudah berapa banyak ia lakukan untuk semua itu. Lagi-lagi siapa yang salah?

Sangat menarik untuk sedikit kita mengkaji masalah fenomenal seperti ini. Sekedar gambaran, suatu hari kami pernah mengikuti daurah bersama Syekh Muhammad Ibnu al-Harabi kurang lebih namanya. Waktu itu beliau membedah buku Hilyatul Tholabul Ilmi. Di pertengahan materi yang sudah semakin lama tiba-tba ia berdiri membahas bukunya. Sambil berdalil, kita semua sudah pade capek duduk dari tadi. Ia mengatakan, “Kalau saya menerangkan, terus ada yang mengantuk. Maka itu bukan kesalahan anda. Ini kesalahan cara saya membawakan materi. Makanya sekali-kali diubah metode mengajarnya. Subahanallah! Begitu nyata orang yang benar-benar mengerti metode dakwah. Terutama retorika bicara.

Maka tak heran, pendidikan kita semakin hari menurun. Sebenarnya faktor utama bukan karena siswanya bobrok. Tetapi sistem pendidikan kita masih kaku. Memaksakan untuk sekedar mengejar reward ketimbang nilai pendidikan sebenarnya. Tidak sekedar mendidik, tetapi juga membina manusia seutuhnya. Kalau orang mengerti betul metode mengajar, maka bagaimanapun isi dan kondisi ruang kelasnya. Usaha memaksimalkan proses transfer ilmu tetap berjalan. Orang sukses sebenarnya adalah mendidik orang yang tidak tahu menjadi tahu. Bukannya memberi tahu orang yang sudah pintar.

Begitupun dalam mengajarkan dan berdakwah, hal yang pertama kali dilakukan adalah mempelajari karakter atau kondisi objek dakwahnya. Agar bisa menyesuaikan dengan baik. Proses transfer ilmu itu sangat menentukan terpenuhi tujuan pembelajaran sebenarnya. Tidak sekedar menyampaikan begitu saja. Bahkan bahasa yang kita gunakan juga harus dimengerti. Sampai-sampai Rasulullah kadang mengulang perkataanya sebanyak tiga kali. Hanya untuk bisa memahamkan orang lain.

Maka dari itu, setiap menemukan titik ketidaksempurnaan dalam menjalankan sesuatu. Jangan menyalahkan lingkungan maupun orang lain. Tetapi coba tanyakan pada diri sendiri, “Adakah saya yang salah dalam melakukan?”. Kalau kita guru, saat murid tidak merespon apa yang telah diajarkan. Maka jangan langsung menvonis mereka bersalah. Tetapi adakah cara kita mengajar memang sudah sesuai. Begitupun seorang da’i. Tatkala menuai protes dari masyarakat. Seyogyanya jangan serta merta menyalahkan mereka. Namun apakah cara berdakwah kita sudah sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam?

Salam pendidikan!(Muhammad Scilta Riska)
Share on Google Plus

Tentang RumahRohis

Rumahrohis.com adalah Website yang mewadahi informasi kegiatan FK2PI dan Rohis binaan kegiatan keislaman.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar