Latest Posts:

Pilihan atau Fitrah?

Seandainya jika ada penghargaan nobel untuk kata-kata. Maka kata yang terdiri lima huruf inilah yang berhak mendapatkannya.
Kata Asma Nadia, “Kadang orang mendahuluinya dengan kata ‘jatuh’. Apakah memang hanya inilah satu-satunya jatuh yang tidak menyakitkan. Bahkan sampai ada yang menggandengkan dengan kata ‘mati’ hingga akhirnya benar-benar menyengsarakan dan menyakitkan”.
Menurut ustadz Akrama Hatta, “Jika berdiri sendiri maka ia hanyalah kata benda. Baru menjadi kata kerja jika sudah ditambah dengan ‘men’. Jangan sekedar jatuh, tetapi harus mengokohkannya dengan kata bangun”.

Ya! Anda sudah tentu memiliki gambaran pemenang nobel kali ini. Bertemunya dua titik yang berbeda membentuk ruang yang tak beraturan. Sekalian menyatukan dua sel menjadi pemicu kehidupan. Memang sih mengumpulkan teori relativitas kadang membayang ke angkasa.
Saking luasnya maknanya, semua bahasa bisa menjadi pengantarnya. Yups kita coba definisikan dulu! Kata para ulama, ketika kita mendefinisikan cinta maka sesungguhnya kita telah mengurangi makna cinta itu sendiri. Jadi makna yang luas jangan dipersempit. Cinta itu meliputi cinta kepada Rabb, sesama manusia dan makhluk lainnya.

Nah! Sebelum memaknai cinta lebih jauh, kita flashback dulu. Di jazirah Arab konon sangat masyhur istilah ‘Lailah Majnun’. Lailah nama seorang wanita cantik nan rupawan. Sedang Majnun berarti bodoh atau gila. Ternyata kecantikan Laila menarik perhatian pemuda, Qoisy. Saking cintanya pada Laila sampai-sampai ia hampir saja menjadi gila dimabuk cinta. Pembuktiannya benar-benar nyata ketika ia berani mengutarakan lamarannya pada sang wali Laila.

Apa yang terjadi? Huft di-to-lak!. Si Bapak Laila menolak bukannya persoalan kasta dan kedudukan. Orang Arab dahulu tidak mau menikahkan putrinya jika tak sekasta. Tetapi gara-gara sikap pemuda ini yang terlalu tergila-gila dengan anaknya. Ia tak mau menerima alasan seperti itu. Maksud hati memeluk gunung, apa daya tanganpun tak sampai.

Kisah ini kemudian diadopsi oleh orang-orang barat hingga membuminya tragedi cinta antara Romeo dan Juliet. Cinta yang bertolak belakang. Si Juliet pura-pura mati, si Juliet-pun mau menyusul dengan meminum racun. Mati beneran disamping Juliet. Juliet sadar akan cintanya yang dikorbankan, dia pun bangu dan mengisap juga racun di mulut Romeo. Akhirnya mati sama-sama.
Tragis juga sih sampai harus membuktikan inilah cinta sebenarnya. Tapi apa memang benar cinta sejati model sandiwaranya kayak begitu?

Kalau kita ibaratkan hidup ini seperti sekolah atau universitas. Maka siapakah alumni terbaiknya? Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam. Tentu kita sebagai junior-junior kehidupan sepantasnya menjadikan beliau sebagai teladan. Bagaimana senior-senior sahabat hasil didikan beliau. Setidaknya di zaman keemasan orang-orang sholeh terdahulu ada beberapa pengejewantahan cinta yang paling masyhur. Cinta yang tak sekedar ungkapan kata saja, tetapi terbukti lewat pengorbanan.

1. Kisah Bilal bin Rabah. Sahabat yang Rasulullah katakan sudah mendengar hentakan kakinya disurga. Subahanallah! Kita? Disuruh melangkahkan kaki ke mesjid aja ogah-ogahan. Ketika ia disiksa oleh Majikannya. Di padang pasir panas, ditindih batu besar tepat diatas tubuhnya sambil disuruh meninggalkan ajaran Muhammad. Ungkapan ini adalah bukti cinta sejati sebenarnya. Apa yang ia katakan? Cukup singkat, “Ahad, ahad, ahad’! ia tak mau melepaskan Tauhid meskipun dengan ucapan. Orang jaman sekarang justru kebalik. Keimanan tak lebih berharga dari lembaran-lembaran rupiah atau sekardus mie. Begitu murah memperjualbelikan agama.

2. Saat Rasulullah pertama kali menerima wahyu, beliau pulang dari gua hira menemui Istrinya. Dalam keadaan menggigil kedinginan dicampuri rasa takut. Dengan romantisnya mengatakan, “Zammi-luunii, selimuti aku!”. Lagi-lagi ini menjadi saksi sejarah betapa pentingnya seorang yang selalu bisa mendampingi kita. Makanya jika anda mendapat masalah, segera konsultasikan pada orang yang terdekat.

3. Coretan sejarah selanjutnya, seorang lelaki yang masih kafir jatuh cinta pada seorang muslimah. Dengan keberanian ia mendatanginya, segera ingin melamarnya. Ummu Salma menjawab, “Kamu belum suci, haram aku menikah denganmu”. Lelaki ini kaget, kok digelari seperti itu. Padahal ia sanggup membayar mahar berapapun itu jumahnya. Akhirnya lelaki ini siap melakukan apa saja maharnya. Tahukah anda inilah mahar paling romantis, “Islammu adalah maharmu”. Subahannallah meskipun kelihatannya abstrak, tetapi itulah mahar paling berharga. Hidayah mengenal islam. Jadi lebih menantang, “kupinang engkau dengan syahadat”

4. Persahabatan memang hal yang penting dalam kehidupan ini. Tetapi lebih jika itu didasari atas keimanan dan ukhuwah. Rasulullah setelah menerima wahyu, langsung saja menyampaikan kepada sahabat terdekatnya. Abu bakar saat itu tanpa ragu, penuh keyakinan, “Na’am ,sodaqtuka! Ya! saya membenarkanmu” lagi-lagi ini masuk kategori ungkapan cinta paling dalam seorang sahabat. Itulah kenapa Abu Bakar digelari as- Siddiq. Orang dari golongan laki-laki yang pertama kali membenarkan apa yang dibawa oleh Rasululah.

5. Kisah selanjutnya, Umar ibnu Khattab ketika sesaat mengikrarkan syahadatnya Langsung ia menantang orang-orang kafir. Apa yang ia katakan sebagai bentuk cintanya pada islam? “Siapa yang mau istrinya menjanda, anak-anaknya terlantar, maka temui aku dijalan ini, waktu ini dan begitu!”. Sungguh pembuktian pecinta sejati.

Seringkali orang bertanya, apa memang cinta itu fitrah manusia atau sekedar pilihan. Jika ia adalah fitrah maka itu tak bisa disalahkan. Cinta bukannya harus dimusnahkan, tetapi dikendaikan.
Sampai ada yang mengistilahkan, dari mata turun kehati. Tak dipungkiri pandangan adalah awal mulal tumbuhnya benih-benih cinta. Memangnya kalau kita melihat orang, apa yang pertama dilihat kakinya, tangannya atau rambutnya. Pastinya wajah mukanya. Wajah melukiskan kesempurnaan umum seseorang. Itulah kenapa orang yang mau melamar, dianjurkan untuk ta’aruf. Melihat wajahnya. Apakah ada harapan untuk hidup bersama. Melanjutkan perjuangan mulia ini.

Kata Nabi, “Pandangan pertama itu milikmu, hadiah buatmu, tetapi pandangan selanjutnya bukan milikmu”.
Karena pandanganlah menjadi awal munculnya perzinahan. Maka islam mengatur, “Katakanlah kepada lelaki beriman, agar nereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. (Q.S. an- Nur:30)
Adapun wanita, islam menganjurkan menutup aurat agar tidak menjadi penyebab munculnya fitnah. Terutama aura kecantikannya. Allah berfirman, “Dan katakan kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah manampakkan perhiasan(auratnya) kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasan(auratnya) kecuali kepada suaminya ….(Q.S. an-Nur:31). Bukannya menurunkan kredibilitas, tetapi menjaga harga diri kehormatan dari pemakan daging. Rasulullah juga mengibaratkan untuk menutup wajah para wanita dari anjing-anjing pemakan daging. Jika tidak ditutup maka layaknya seperti daging yang diumbar siap dimakan anjing-anjing (lelaki yang tak menjaga pandangannya).

Makanya Rasululah sangat menganjurkan menjaga pandangan. Satu diantara anak panah setan itulah wanita. Jika sudah terkena maka lebih besar kemungkinan untuk terkena panah selanjutnya. Awalnya memang sekedar memandang tanpa sengaja, tetapi siapa yang menjamin tidak meninggalkan goresan luka hati. Kita memang hanya butuh satu detik untuk merasakan. Satu menit menafsirkan, bahkan satu jam untuk mengatakannya. Tetapi siapa menjamin seumur hidup itu cukup untuk sekedar melupakan dan bertaubat darinya.

Maka dari itu, ditegaskan dalam al-Qur’an untuk menundukkan sebahagian dari pandangannya. Bukan juga seluruhnya, karena akan berakibat fatal justru menabrak sesuatu yang tak pantas. Tetapi lebih pada hal preventif sebelum panah-panah setan itu meluncur.

Cinta sebagai makna perjuangan hidup ini. Jika kamu ingin mencari pedang sejati. Maka janganlah mencari di pasar atau di toko. Tetapi carilah langsung dari pandai besinya. Niscaya itu lebih baik. Sama halnya cinta dan kasih sayang. Jangan mencari sana-sini kemari. Tetapi carilah lansung dari yang menciptakannya.

Rumus pintar matematika itu cuma satu. Cintailah matematika! dan segala bidang studi pelajaran, berusahalah untuk mencintainya. Orang kadang tidak tahu itu karena tidak menyukainya. Berusahalah menyukai lebih awal suatu bidang studi. Jika tak menyukai cara guru menerangkan. Maka minimal anda menyukai buku pelajarannya. Suka melihat gambar-gambar didalamnnya. Hadirkan rasa perhatian, sesulit apapun itu rumusnya.

Seseorang itu butuh motivasi setiap langkah hidupnya. Tingkatan paling tertinggi adalah cinta. Ada orang sukses gara-gara takut. Takut berdosa, takut neraka. Yang kedua butuh, saya mau bekerja beribadah karena butuh penimbang amal hari akhirat. Ketiga, reward. Jika shalat sunnah dua rakaat sebelum subuh pahalanya lebih baik dari pada dunia seisinya. Maka dia tak ingin meninggalkan shalat subuh berjamaah tepat waktu.

Dan tingkatan motivasi teratas, cinta. Karena cinta dengan keluarga. Maka apapun harus diusahakan untuk melihat mereka bahagia. Bagaimana-pun terik matahari tetap ia berpuasa. Dinginnya malam tak meluluhkan menegakkan shalat lail. Sejatinya jika cintamu memang jujur, maka engkau akan benar-benar menaati apa yang kamu cintai.

Carilah cinta yang tak sekedar batangan coklat, habis manis sepah dibuang. Tidak juga setangkai mawar, hanya mekar bugar diawalnya saja. Bersifat semu. Apalagi sekuntum bunga plastik. Kalihatan menawan tetapi palsu, buta. Carilah cinta yang menyebrangi zaman, bahkan hidup dan tetap kokoh hingga akhirat kelak! Tak sekedar “jatuh”. Tetapi Mari bangun cinta!
(Muhammad Scita Riska)
Share on Google Plus

Tentang RumahRohis

Rumahrohis.com adalah Website yang mewadahi informasi kegiatan FK2PI dan Rohis binaan kegiatan keislaman.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar