Latest Posts:

The Next Indonesian Idol

Audisi Indonesian Idol telah digelar dibeberapa kota di Indonesia yang kemudian akan mengikuti seleksi selanjutnya di Jakarta. Antrian panjang, hujan, panas dan berdesak-desakan bukan suatu masalah demi sebuah cita-cita.

Acara yang diadopsi dari American Idol ini membuat para pemuda rela berpanas-panas ria demi sebuah gelar baru yang disandang, bahkan tidak jarang ada yang ngorbanin kuliah bahkan sekolahnya demi menyandang predikat “the next Indonesian Idol”

Sungguh miris demi sebuah ketenaran sesaat banyak pemuda yang rela mengorbankan seluruh jiwa dan raganya. Demi menjadi idola, para pemuda rela meninggalkan dunia pendidikannya yang seandainya potensi dan semangat yang dimiliki –seperti semangat untuk audisi- digunakan untuk belajar maka sudah barang tentu akan menjadi idola diseluruh dunia bukan sekedar di Indonesia saja. Lihat saja Pak Habibi (apakah beliau jebolan Indonesian Idol?)

Sudah kita ketahui bersama kalau Indonesian Idol adalah acara music membuat para peminatnya akan larut dengan alunan nada dan iramanya. Keseringan mendengarkan music akan menyebabkan kita jauh bahkan sangat JAUH DENGAN AL QUR’AN. Dengan jauhnya kita dari Al Qur’an barang tentu akan membuat hati kita menjadi keras dan susah menerima nasehat, karena Al Qur’an adalah obat untuk hati yang keras. Lantas kalau kita keseringan mendengarkan musik dan melalailakan Al Qur’an, bagaimana hati kita akan menjadi bersih?

Beberapa ayat yang membicarakan tentang nyanyian atau musik

Allah Ta’ala berfirman
“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah padanya dengan azab yang pedih” (QS. Luqman: 6-7)

Para ualama menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan perkataan yang tidak berguna adalah NYANYIAN

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Sungguh, benar-benar akan ada di kalangan umatku sekelompok orang yang menghalalkan zina, sutera, khamr, dan alat musik. Dan beberapa kelompok orang akan singgah di lereng gunung dengan binatang ternak mereka. Seorang yang fakir mendatangi mereka untuk suatu keperluan, lalu mereka berkata, ‘Kembalilah kepada kami esok hari.’ Kemudian Allah mendatangkan siksaan kepada mereka dan menimpakan gunung kepada mereka serta Allah mengubah sebagian mereka menjadi kera dan babi hingga hari kiamat” (Diriwayatkan oleh Bukhari)

Jika dikatakan ‘menghalalkan alat musik‘, berarti musik itu TIDAK BOLEH.

Beberapa perkataan Ulama :

Ibnu Mas’ud mengatakan, “Nyanyian menumbuhkan kemunafikan dalam hati sebagaimana air menumbuhkan sayuran.”

Fudhail bin Iyadh mengatakan, “Nyanyian adalah mantera-mantera zina.”

Adh Dhohak mengatakan, “Nyanyian itu akan merusak hati dan akan mendatangkan kemurkaan Allah.”

Lalu apa yang menyebabkan hatinya bisa berpaling kepada Kalamullah dan meninggalkan nyanyian? Tentu saja, karena taufik Allah kemudian siraman ilmu. Dengan ilmu syar’i yang dia dapati, hatinya mulai tergerak dan mulai sadarkan diri. Dengan mengetahui dalil Al Qur’an dan Hadits yang membicarakan bahaya lantunan yang melalaikan, dia pun mulai meninggalkannya perlahan-lahan. Juga dengan bimbingan perkatan para ulama, dia semakin jelas KETIDAK BOLEHANNYA.

Itulah beberapa nasehat tentang masalah ini yang beberapa nasehat kami ambil dari nasehat Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal melalui web http://ustadzkholid.com (AN)
Share on Google Plus

Tentang RumahRohis

Rumahrohis.com adalah Website yang mewadahi informasi kegiatan FK2PI dan Rohis binaan kegiatan keislaman.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar