Latest Posts:

Lagi, FK2PI Adakan TRAINING KADER ANGK. IV


 Baru-baru ini FK2PI mengadakan Training Kader FK2PI tepatnya pada tanggal 12-13 Rajab 1433 H atau 2-3 Juni 2012 M bertempat di Mesjid Baruga Antang. Training Kader yang pupuler disebut dengan istilah TEKAD. Pelaksanaan TEKAD berlangsung selama 2 (dua) hari sabtu dan ahad yang terdiri dari berbagai materi yang bervariasi tentang dakwa sekolah. TEKAD kali ini dihadiri berbagai perwakilan sekolah yang telah mendapat rekomendari dari Pembina Rohis di sekolah. Pelaksanaan TEKAD pada Angkatan ke-4 ini menghadirkan pemateri-pemateri pengkaderan dan motivator dalam  berdakwah.

TEKAD merupakan gerbang pertama yang harus dilewati setiap calon anggota untuk menjadi Kader FK2PI secara resmi. Di samping itu tentu calon anggota diwajibkan untuk mengikuti pembinaan lanjutan berupa tarbiyah ekselerasi, sebagaiman umunya untuk menjadi anggota sebuah organisasi dakwah. Secara keseluruhan calon anggota baru yang bergabung dengan FK2PI tiap tahunnya adalah adik-adik kelas XII yang telah LULUS dan juga mantan pengurus inti rohis sekolah. Antusiasme peserta sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan mereka saat mengikuti agenda acara. Baik ketika menerima materi maupun saat peserta dilatih.

TEKAD ini merupakan salah satu bentuk kaderisasi yang ada di FK2PI Makassar untuk menjaga kesinambungan anggota agar tidak terputus. Dengan adanya pelaksanaan pelatihan kader ini  diharapkan akan bermunculan para kader dakwah baru yang mampu memberikan kontribusi dalam dunia dakwah sekolah di Makassar. Dengan penuh harap Semoga peserta TEKAD bisa mengikuti dengan baik dan istiqomah bersama Forum Komunikasi Kajian Pelajar Islam menjadi pengusung dakwah sekolah di masa depan yang handal dengan mengasah segala kemampuan yang dimiliki para peserta.

Merangkai Tekad Dalam “TEKAD” FK2PI

Tekad adalah energi jiwa yang memberikan tenaga dan kekuatan untuk melakukan sesuatu. Pikiran menciptakan ruang bagi tindakan yang mungkin kita lakukan, dan karenanya ia merupakan akar dari semua tindakan, perilaku, dan kebiasaan kita. Namun, tekad memberikan kita dorongan dan tenaga untuk melakukannya. Pikiran memberikan kita arah, tetapi tekad mendorong kita untuk melangkah. Pikiran menerangi jalan kehidupan kita, tetapi tekadlah yang meringankan kaki kita menjalaninya.

Kepribadian kita seperti sebuah kerajaan. Pikiran adalah orang-orang bijak yang memberikan nasihat bagaimana seharusnya kerajaan dikelola. Akan tetapi, tekad adalah sang raja yang memerintah dalam diri kita. Dialah yang menentukan pilihan atas nasihat-nasihat itu; dialah yang memutuskan mana diantara nasihat-nasihat itu yang harus dilaksanakan. Adapun tubuh adalah rakyat dan pasukan yang melaksanakan perintah sang raja. Jika sang raja mempunyai kekuatan dan wibawa. maka rakyat dan pasukan akan tllnduk kepadanya, dan nasihat-nasihat yang bijak itu dapat menjelma menjadi kenyataan.

Tekad merangsang dan mendorong tubuh kita untuk bergerak melakukan perintah­-perintahnya. Tekad yang besar akan memberikan perintah yang banyak kepada tubuh dan membuatnya lelah bekerja. Tekad mempunyai kemampuan memaksa tubuh bekerja melampaui kemampuannya yang tampak secara kasat mata. Namun, yang sesungguhnya terjadi adalah tubuh kita beradaptasi dengan perintah-perintah tekad.

Inilah yang menjelaskan semua realisasi dibalik keajaiban yang sering kita saksikan dalam kehidupan nyata. Pernahkah anda menyaksikan bagaimana orang buta menjadi ulama? Atau bagaimana sebuah pasukan kecil dapat mengalahkan sebuah pasukan besar? Atau bagaimana seorang anak miskin menjadi konglomerat? Atau bagaimana seorang mahasiswa drop out menjadi seorang cendekiawan atau seorang penemu? Atau bagaimana seseorang yang lumpuh dapat sembuh dan berjalan normal kembali? Keajaiban-keajaiban itu selalu dapat dijelaskan dengan baik oleh kekuatan tekad.

Tekad merupakan indikator keberdayaan dan kekuatan kepribadian. Tekad menjelaskan keutuhan pribadi seseorang. Bahwasanya diantara pikiran dan tindakan seseorang tidak ada jarak sama sekali; bahwasanya diantara pikiran dan tindakan seseorang tidak ada rintangan yang dapat menghalangi. Tekad ibarat jalan tol yang memberikan keleluasaan bagi pikirannya untuk menjelma menjadi tindakan nyata dalam waktu yang sangat cepat.

Lebih dari itu, tekad bahkan dapat melawan berbagai macam penyakit dalam tubuh kita. Penelitian-penelitian mutakhir dalam bidang kedokteran bahkan menunjukkan lebih dari 50% sebab kesembuhan sesungguhnya bersurnber dari tekad yang kuat untuk sembuh.

Penjelasannya adalah sebagai berikut. Tanamkanlah dalam diri anda sebuah keyakinan yang kuat bahwa penyakit yang sedang anda derita dapat anda sembuhkan sendiri. Kembangkanlah keyakinan itu dalam jiwa anda secara terus menerus. Jangan pernah memikirkan penyakit itu, tetapi fokuskanlah pikiran anda pada semua manfaat yang anda peroleh setelah sembuh. Pikirkanlah kesembuhan anda secara terus menerus, jangan pernah menyerah pada tekanan penyakit anda, dan jangan pernah tergoda oleh dorongan untuk pasrah, kalah, dan tidak peduli. Secara perlahan, bangunlah semangat yang kuat untuk melawan penyakit itu, keyakinan yang mutlak bahwa anda dapat mengalahkannya, dan kepercayaan bahwa takdir akan berpihak kepada kesembuhan anda. Maka, niscaya anda akan menyaksikan tubuh anda secara perlahan beradaptasi dengan mengikuti perintah dari tekad anda. Tekad kesembuhan adalah kesembuhan itu sendiri.

Kesuksesan besar yang diraih seseorang dalam hidupnya adalah gabungan dari kesuksesan kccil yang ia raih sebelumnya, satu persatu. Kesuksesan besar selalu diraih setelah seseorang melalui suatu rentang waktu yang lama, perjuangan yang panjang dan berliku, dan sudah pasti sangat melelahkan.

Dalam rentang waktu yang lama tersebut, seseorang hanya dapat meraih sukses besar apabila ia dapat mengalahkan kelelahan dan godaan jiwanya untuk mundur dari perjuangan. Dari sanalah kita rnenemukan bahwa sesungguhnya faktor-faktor utama yang rnenentukan kesuksesan seseorang tidak saja bersumber pada kecerdasannya, tetapi terutama ditentukan oleh sifat-sifat jiwanya, yaitu kesabaran, keuletan, dan ketekunan.

Orang-orang cerdas yang gagal dalam hidup, atau tidak mencapai prestasi puncak dalam hidupnya, pada umumnya disebabkan karena kecerdasan mereka tidak didukung oleh sifat-sifat jiwa tersebut; kesabaran, keuletan, dan ketekunan.

Manajemen moderen boleh saja menggantikan kata "bekerja keras" dengan kala "bekerja cerdas" dalam kamus kesuksesan, tetapi mereka tidak dapat menafikan unsur "waktu" sebagai proses yang menguji "daya tahan" seseorang dalam pendakiannya rnenuju puncak kesuksesan. Waktu merupakan variabel tetap yang menguji kekuatan mental seseorang. Perjalanan menuju puncak kesuksesan merupakan pendakian jiwa yang sangat melelahkan. Hanya mereka yang sabar, ulet, dan tekun yang dapat bertahan untuk tetap mendaki menuju puncak kesuksesan.

Darimanakah sifat-sifat jiwa itu terbentuk? Jawabannya adalah dari tekad. Jadi, kesabaran, keuletan, dan ketekunan adalah buah dari tekad yang kuat.

Cobalah amati orang-orang yang berpengaruh dalam sejarah, atau dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kita. Anda akan menemukan bahwa pengaruh mereka sesungguhnya bersumber dari kekuatan tekad mereka. Jika anda dapat dipengaruhi oleh seseorang di sekitar anda, maka cobalah periksa sebab-sebab mengapa orang itu dapat mempengaruhi anda. Atau cobalah tanya diri anda, mengapa anda cenderung mengikuti kata-kata atau perintah orang itu? Mengapa orang itu bisa mengatur anda? Jawabannya adalah karena mereka mempunyai tekad yang kuat.

Kepercayaan kita kepada orang lain, siapa pun orang itu, ditentukan oleh seberapa jauh konsistensi orang tersebut dalam melakukan semua yang ia pikirkan, atau semua yang ia katakan. Kita akan rnenyimpan rasa hormat atau respek pada orang-­orang yang melakukan semua yang ia pikirkan atau semua yang ia katakan. Sebab, kita akan menganggap orang itu kuat. Jika seseorang, misalnya, mengancam akan membunuh anda, tetapi karena anda tidak percaya bahwa orang itu dapat membunuh anda-mungkin karena keberaniannya tidak cukup, maka anda tidak akan takut atau terpengaruh dengan ancamannya.

Demikianlah selanjutnya. Kita percaya kepada setiap orang yang dapat merealisasikan semua pikirannya, ucapannya, dan rencananya. Jika orang-orang seperti itu mengarahkan perhatian dan pikirannya pada satu titik, maka kita akan segera percaya kalau ia pasti akan melakukan tindakan tertentu dalam masalah itu.

Orang-orang yang bertekad baja selalu menyebarkan kepastian, keyakinan, kepercayaan, dan ketenangan kepada orang-orang yang ada di sekitarnya. Sebab, di sana tidak ada kebohongan, tidak ada penyimpangan, tidak ada kata mundur, tidak ada keraguan, tidak ada rasa takut, dan tidak ada kelemahan. Tekad yang kuat menggabungkan unsur keyakinan dan keberanian, kepastian dan keteguhan, serta kepercayaan dan ketegaran. Itu semua merupakan simbol kekuatan karakter yang membuat, atau bahkan dapat memaksa orang lain tunduk dan bersedia diatur. Karena itu, tekad yang kuat dan membaja adalah syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Dalam kehidupan sosial, kita dapat menyaksikan perbedaan kepribadian yang dibentuk yang disebabkan dari perbedaan kekuatan dan kelemahan tekad. Maka, muncul beberapa pertanyaan. Apakah tekad merupakan karunia yang diberikan kepada orang-orang tertentu saja, atau ia merupakan kekuatan perolehan yang dapat dimiliki oleh setiap orang? Darimanakah tekad itu terbentuk? Syarat-syarat apa yang harus dipenuhi untuk dapat memiliki tekad yang kuat?"

Tekad merupakan kondisi kejiwaan yang dibentuk oleh banyak faktor, dan karenanya merupakan kekuatan perolehan yang dapat dimiliki oleh setiap orang. Faktor-faktor pembentuk tekad merupakan aspek-aspek yang dapat dianalisa, dan setiap orang dapat melatih dirinya untuk memilikinya. Adapun faktor-faktor yang membentuk tekad adalah sebagai berikut.

Tekad adalah energi atau power yang muncul ke permukaan jiwa sebagai respon atas rangsangan gagasan tertentu, dan yang menjadi obsesi atau cita-cita yang ingin kita raih. Obsesi atau cita-cita itu dapat dibentuk oleh pehamanan keagamaan, idealisme kemanusiaan, ideologi dan falsafah hidup, atau bahkan insting kebinatangan dalam diri kita.

Obsesi merupakan proses visualisasi dari tujuan tertentu dalam hidup kita. Supaya ia mempunyai daya rangsang yang kuat, obsesi selalu disertai dengan pembenaran-pembenaran yang menimbulkan kepercayaan dan keyakinan akan kebenaran, kesucian, dan keluhurannya. Dengan cara demikian, obsesi merasuk dalam jiwa dengan kuat dan membangkitkan secara berturut-turut perhatian, minat, keinginan, kemauan, dan akhirnya tekad.

Oleh: Muh. Abid Fauzan
Share on Google Plus

Tentang RumahRohis

Rumahrohis.com adalah Website yang mewadahi informasi kegiatan FK2PI dan Rohis binaan kegiatan keislaman.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar