Penentuan awal ramadhan terkadang agak membingunkan. Jauh hari sebelumnya sudah ada pengumuman resmi dari salah satu ormas islam. Dari pihak Departemen Agama RI belum ada keputusan. So……
Sebenarnya penentuan awal ramadhan adalah suatu hal yang tidak rumit. Loh? Soalnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai teladan kita, sudah memberikan rumus pasti dalam menetapkannya. Rumusnya cuman dua yakni :
1. Melihat Hilal
Hilal adalah bulan baru pada penanggalan hijriyah. Bentuknya sangat tipis, tapi sangat bisa dilihat dengan mata telanjang. Hilal ini diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk diamati disetiap akhir bulan (dihari kesembilan bulan hijriyah). Hilal diamati menjelang matahari terbenam disetiap tanggal 29 tersebut. Jika hilal tersebut terlihat maka sudah dipastikan malam itu sudah masuk bulan baru. Kalau tidak terlihat?? Cek on number 2
2. Mnggenapkan Sya’ban 30 Hari
Hmmm….. jika hilal tidak terlihat maka kata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam genapkan bulan sya’ban menjadi 30 hari.
Haditsnya jelas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الشَّهْرُ تِسْعٌ وَعِشْرُونَ لَيْلَةً ، فَلاَ تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْهُ ، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا الْعِدَّةَ ثَلاَثِينَ
”Apabila bulan telah masuk kedua puluh sembilan malam (dari bulan Sya’ban). Maka janganlah kalian berpuasa hingga melihat hilal. Dan apabila mendung, sempurnakanlah bulan Sya’ban menjadi tiga puluh hari.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Simple dan gampang bukan?
Makanya dalam penentuan awal ramadhan ini tidak perlu bingung. Kita serahkan semuanya kepada pemerintah. Toh pemerintah kita dalam hal ini DEPAG, setiap tahunnya mengamati hilal dibeberapa titik di Indonesia.
Persatuan ummat sangat penting sob, makanya dalam penentuan awal masuknya ramadhan ini begitupun hari raya idul fitri kita serahkan pada pemerintah kita. Ini juga nasehat dari ulama kita Syaikh Sholih Al Utsaimin dan Syaikh Nasiruddin Al Bani Rahimakumullah.
Wallahu a’lam (AN)
0 komentar:
Posting Komentar