Latest Posts:

Jejak Petualang IRMAJI 12


Rumahrohis.com Senin (9/7), Mentari mulai menyingsing menerangi kota Serambi Madinah. Kendaraaan lalu lalang memadati jalan raya. Di Depan Masjid Ridho Allah tempat persimpangan jalan dari berbagai arah, tampak sekelompok Remaja berkumpul. Mereka adalah Pengurus IRMAJI (Ikatan Remaja Masjid Nurul Jihad) SMAN 12 Makassar. Mereka akan mengadakan perjalanan ke luar daerah. Mengisi masa-masa liburnya dengan berpetualang di Bantimurung Maros.

Star dari Makassar dan melewati berbagai ujian

Budaya saling menunggu adalah hal yang tidak lepas ketika akan mengadakan suatu perjalanan. Setelah satu jam menunggu, sebuah mobil kampus berwarna biru yang akan membawa mereka ke tujuan pun tiba. Mereka pun bergegas naik.

Mobil pun melaju dengan kencang meskipun terkadang harus melewati rintangan macet kota Metropolitan. Pak sopir fokus menyetir. Canda tawa mewarnai mobil itu selama perjalanan. Tidak diduga, mobil ditahan oleh seorang Petugas jalan. Mobil pun merapat di pinggir.

“Maaf pak, kami rombongan SMA 12”, kata sopir sambil menunjuk ke kertas yang ditempel di bagian depan kaca mobil yg bertuliskan “Rombongan IRMAJI SMA 12 Makassar”. Setelah terjadi adu argumen, akhirnya mobil pun kembali berjalan dengan normal. Biasanya kalau ada seperti itu, ujung-ujungnya minta uang.

Selang beberapa waktu tiba-tiba ada perasaan aneh dengan mobil. Pak sopir pun mengerem dan mengecek apa yang terjadi. Ternyata ujian itu pun datang. Ban belakang mobil kempes dan harus ganti ban. Semuanya pun turut membantu proses pergantian ban. Sepuluh menit berlalu akhirnya selesai juga dan perjalanan dilanjutkan.

Tiba di Bantimurung

Tidak terasa, akhirnya mereka memasuki gerbang kupu-kupu raksasa yang didampingi oleh Monyet raksasa. Inilah gerbang Bantimurung. Mobil pun terus melaju menuju tempat yang akan dituju. Akhirnya sampai juga.

Mereka pun bergegas turun dan pak sopir memarkir kendaraan di tempat parkir. Rombongan tersebut membeli tiket masuk dan konsumsi secukupnya.

Mereka mencari tempat untuk menyimpan barang-barang lalu makan bersama. Setelah ganti kostum, mereka memulai agenda-agenda mereka.

Petualangan di Gua Batu

Agenda pertama adalah berpetualangan di Gua Batu. Mereka melintasi sungai yang airnya jernih serta arusnya tidak terlalu deras. Memandang ke atas air terjun yang indah.  

Menuju ke Gua Batu, bukanlah hal yang mudah. Mereka harus melewati beberapa anak tangga yang berdampingan dengan air terjun. Menyusuri sebuah jalan selebar kurang lebih satu meter dan jembatan kecila. Akhirnya mereka sampai di mulut Gua. Suasana gelap di mulut gua itu membuatnya tidak bisa melihat apa-apa. Tapi ternyata ada beberapa senter disediakan di tempat itu. Mereka menyenter dinding-dinding gua itu. Ada diantara mereka bertekad mau masuk namun dilarang oleh Pembina timnya karena berbahaya. Mereka pun kembali.

Lomba Meluncur ban

Agenda selanjutnya pun dimulai, yaitu Lomba Meluncur ban. Mereka pun diarahkan dan diatur oleh pembina. Mereka harus meluncur di arus sungai dengan menggunakan ban. “Untuk sesi pertama adalah Mantan Ketua IRMAJI melawan Ketua IRMAJI yang sekarang” pungkas pembinanya. Suasana ceria mewarnai perlombaan. Teriakan untuk memberikan support pun dilontarkan. Hingga akhirnya keduanya sampai ke finish.

Perlombaan terus dilanjutkan hingga semuanya dapat giliran. Mereka merasakan suasana ceria dan senang dengan perlombaan itu.

Tarbiyah in the River

Tidak terasa matahari sudah ada di atas ubun-ubun dan akan tergelincir pertanda waktu dzuhur akan masuk. Mereka berkumpul di atas sebuah batu di tengah sungai dan duduk melingkar. Ada apa gerangan? Ternyata ini adalah sesi Taujihat atau Tarbiyah. Sang pembina memberikan wejangan serta hikmah dari agenda yang dilaluinya. Memberikan semangat kepada Pengurus IRMAJI untuk selalu mempererat ukhuwah serta selalu seirama dalam kebersamaan.

Dakwah Fardiyah

Dalam majelis tersebut mereka diberikan tugas oleh pembina sebelum meninggalkan lokasi yaitu dakwah Fardiyah. “Kalian harus mengenal satu orang, ketahui minimal nama dan alamatnya dan saya akan cek sebentar di mobil” ungkap sang pembina. Setelah majelis itu selesai, mereka mencari kenalan lalu mandi dan membersihkan badan sebelum ganti pakaian.

Kembali ke Makassar

Setelah semuanya puas, mereka kembali ke mobil. Setelah membayar uang parkir, mobil pun melaju meninggalkan tempat. Selamat tinggal Bantimurung, ketemu di lain waktu.

Mereka pun mencari Masjid untuk menunaikan shalat dzuhur. Mereka singgah di Masjid yang pertama. Setelah dicek ternyata Masjid itu ada kuburan di depannnya jadi harus mencari masjid lain. Perjalanan dilanjutkan dan akhirnya mendapatkan sebuah Masjid yang bagus. Mereka menunaikan shalat dzuhur yang dipimpin oleh Pembina.

Meski terik mentari menyengat di siang itu, namun tidak mengurangi keceriaan karena tidak bisa melupakan petualangan yang dilalui. Canda tawa terus mewarnai suasana perjalanan kembali ke Makassar. Kembali ke rumah masing-masing dengan membawa sepercik petualangan yang telah terukir selama setengah hari di Bantimurung. (Abu Ubaid)

Share on Google Plus

Tentang RumahRohis

Rumahrohis.com adalah Website yang mewadahi informasi kegiatan FK2PI dan Rohis binaan kegiatan keislaman.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar:

  1. Assalamu'alaykum, ukhti tolong di tanggapi
    http://politik.kompasiana.com/2012/08/21/yahudi-dan-nasrani-bukan-kafir/
    syukran

    BalasHapus