Latest Posts:

First Love Never Die


Muslim muda, pernah nggak kita merasakan cinta pertama? Gimana yah perasaan kita? Woow, pasti hati berbunga-bunga dan segalanya jadi indah. Dan hal yang satu ini biasanya sulit dilupakan, tersimpan dalam memori. Memori akan momen hidup yang begitu indah dan paling berkesan.

Seiring dengan berjalannya waktu, terkadang cinta pertama itu tergantikan oleh cinta yang lain. Ia akan beralih pada episode cinta selanjutnya. Meskipun tergantikan kedudukannya namun  ia takkan pupus ditelan waktu. Akan tetap ada menempati sudut ruang hati kita.


Banyak orang berusaha melupakan cinta pertama. Ada yang memboikot, ada yang mati-matian menyangkalnya, membuang  jauh-jauh hal-hal yang berhubungan dengannya, dll. Tapi semestinya gak usah terlalu ekstrim deh putusin dan mengubur cinta pertama kayak gitu.

Lantas,  gimana caranya melupakan cinta pertama? Padahal begitu sulit dilupakan? Caranya gampang. Tak perlulah kita menyesali apa yang telah berlalu karena ia merupakan bagian dari episode kehidupan kita. Solusinya, tentu saja kita harus melapisi cinta kita dengan cinta yang baru dan menyandarkan cinta kita hanya kepada Allah dan Rasul-Nya.

Kenapa harus cinta kepada Allah? Karena cinta Allah kepada hambanya yang beriman begitu besar. Bukan Cuma itu. Orang yang berdosa dan bermaksiat saja ketika bertaubat, Alah akan membuka pintu taubat untuknya. Allah telah mengabarkan kepada kita dalam kitab-Nya yang Mulia :
“...sesungguhnya Allah Mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang menyucikan diri” [QS Al Baqarah : 222]

Dan kenapa harus cinta kepada Rasulullah? Mungkin kita tidak tahu yah bagaimana besarnya cinta Rasulullah kepada kita (umatnya). Dialah sosok manusia yang  Cintanya Never Die. Coba bayangkan betapa besarnya perjuangan yang dia lakukan semasa dia masih hidup. Saking besarnya cinta kepada umatnya, dia rela mengorbankan apa saja yang dimilikinya untuk menyelamatkan mereka dari kegelapan Jahiliyah. Mengajak mereka menyembah Allah dan mentauhidkannya. Meskipun tak jarang mendapatkan hinaan dan cemoohan bahkan mendapatkan intimidasi dari orang-orang yang membencinya.

Diapun selalu diselimuti kekhawatiran. bukanlah khawatir akan kefakiran yang akan menimpa umatnya, namun dia khawatir apa bila dibukakan harta dunia lalu umatnya memperebutkannya sehingga membinasakan mereka. Bahkan ketika sakaratul maut datang menjemputnya, dia masih sempat memanggil umatnya. Masya Allah...

Kelak di akhirat ketika semua manusia dikumpulkan di Mahsyar Allah. Ketika matahari didekatkan ke ubun-ubun. Keringat pun bercucuran dan rasa haus mencekik tenggorokan. Semua manusia bingung dan panik. Hanya Allahlah yang bisa menolong. Dalam keadaan seperti itu, cinta itu kembali hadir. Cinta sejati nan tulus. Yah, hadir dengan sebuah telaga yang indah dan airnya menyegarkan. So pasti semua orang yang kehausan berharap bisa meneguknya di tengah berbagai ujian yang menimpa.

Rasulullah menyambut hamba-hambanya dengan penuh cinta kasih sayang. Menyambut dengan senyuman tanda cinta. Mempersilahkan kepada hambanya untuk mencicipi air telaganya. Yang airnya lebih putih dari susu, lebih manis dari madu dan lebih harum dari minyak kasturi.

 Itulah cinta Rasulullah. Cinta yang selalu bersemi di dunia hingga di akhirat. Namun terkadang umatnya tidak tahu membalas cintanya. Yang menjadi pertanyaan bagi kita, sedalam apakah cinta kita kepadanya? Sejauh manakah kita mengikuti sunnahnya. Inilah yang patut direnungkan. (Abu Ubaid Assabbany)

Share on Google Plus

Tentang Donat Madu Mini

Rumahrohis.com adalah Website yang mewadahi informasi kegiatan FK2PI dan Rohis binaan kegiatan keislaman.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar